Bismillahirrahmaanirrohim.
Bukanlah suatu kebetulan jika dikatakan bahwa manusia merupakan
makro/mikro kosmos. Dalam Kitabullah disebutkan bahwa penciptaan langit
dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya dalam enam masa (Q.S.
57/4), sama dengan masa penciptaan manusia (Q.S. 23/12-14 dan Q.S.
22/5). Dan bukan juga suatu kebetulan dalam Al Qur’an Surat An naas
(114) yang artinya manusia terdiri dari enam ayat dan jumlah nomor
surat An naas (114) jika ditambah 1+1+4 = 6.
Manusia terlahir ada yang meninggal pada saat lahir kedunia karena
suatu sebab /keguguran (Q.S. 23/12-15) dan ada juga sampai dewasa
hingga pikun (Q.S. 22/5). Memang dalam ayat-ayat yang tersebut tadi
tidak disebutkan proses penciptaan manusia dalam enam masa, namun jika
diperhatikan dengan seksama maka barulah kita dapat mengetahuinya.
Pada Q.S. 23/12-14 dan 15 disebutkan bahwa proses penciptaan manusia
diawali dari tanah , kemudian menjadi air mani , lalu darah ,
lalu daging , lalu tulang belulang , dan bayi/makhluk yang
berbentuk lain . Dan mati/keguguran.
Sedangkan dalam Q.S. 22/5 disebutkan tanah, air mani, darah, daging, bayi dan Dewasa.
Sedangkan dalam Q.S. 22/5 disebutkan tanah, air mani, darah, daging, bayi dan Dewasa.
Karenanya jika ingin mengetahui proses penciptaan langit dan bumi
yang hingga kini masih misteri, telitilah dengan seksama proses
penciptaan manusia sampai sekecil-kecilnya dengan kesucian hati serta
kelapangan hati dan akal.
Nantinya setelah mengetahui hikmah korelasi proses penciptaan langit
& bumi dengan manusia, barulah kita menyadari betapa berharganya
nyawa seorang manusia di alam semesta ini, karenanya diharapkan kita
lebih menghargai dan menghormati sesama manusia siapapun dia.
Sesungguhnya membunuh satu jiwa manusia tanpa alasan syar’i sama saja
artinya dengan membunuh semua manusia yang hidup di jagad raya ini.
Dan juga betapa terikatnya hidup manusia dengan keberadaan alam
semesta sebagai tempat tinggal dan bernaung bagi diri dan generasinya.
Karenanya manusia harus arif dan bijak dalam bergaul dengan alam dimana
tempat ia berpijak dan hidup. Jika sebaliknya, maka tunggullah alam
semesta akan bereaksi negative kepada manusia itu sendiri, sebagaimana
kisah umat-umat terdahulu yang sudah lebih maju peradabannya, karena
berani melawan SUNATULLAH mereka dihancur luluh lantahkan oleh amukan
gelombang banjir bah, gelombang tsnami, letusan gunung berapi, gempa
bumi, gelombang angin berbatu-batu kerikil, petir yang memekikkan
telinga. “Maka masing-masing (mereka itu) Kami siksa disebabkan
dosanya, maka di antara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan
batu kerikil dan diantara mereka ada ditimpa dengan suara yang keras
yang mengguntur, dan diantara mereka ada yang Kami benamkan ke dalam
bumi, dan diantara mereka ada yang Kami tenggelamkan, dan Allah
sekali-kali tidak hendak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang
menganiaya diri mereka sendiri.”(QS Al Ankabut 40).
Walhamdulillahirobbil’alamin.
0 komentar:
Posting Komentar